- Back to Home »
- Hiburan »
- Kecewa dengan "Tutur Tinular versi 2011"
Senin, 17 Oktober 2011
Dengan Tutur Tinular karya S.Tijab ini, saya jadi kenal Raden Wijaya, Lembu Sura, Ranggalawe, Banyak Kapuk, Kebo Anabrang, Nambi, Arya Tadah, Arya Wiraraja, Jayakatwang, Ardaraja, Kertanegara, Jayanegara, Tribuana Tunggadewi, Rakuti hingga kemunculan tokoh 'agung' nusantara Gajah Mada. Yang kesemuanya adalah tokoh riil dalam sejarah nusantara khusunya Majapahit. Sungguh, penyajian 'cerita sejarah' yang sangat brilian. Jelas cerita ini tidak ditulis oleh penulis 'kacangan'. Juga coba Anda lihat, bagaimana cerita pedang Nagapuspa yang 'disisipkan' begitu manis dalam cerita usaha tentara Kaisar Kubilai Khan yang menjajah tanah Jawa. Tokoh-tokoh fiktif seperti Arya Kamandanu (sebagai tokoh utama) juga Arya Dwipangga, Empu Hanggaraksa, Empu Ranubaya, Ramapati, Lou Si San, Mei Shin, Tabib Wong, Sakawuni, Empu Tong Bajil dan Dewi Sambi... kesemuanya disisipkan begitu apik dan pas ke dalam alur kesejarahan tanpa merubah sejarah itu sendiri. Belum lagi iringan musik gamelan Bali yang mengalun, benar-benar mampu membawa kita ke masa itu. Great!!
Sukses sandiwara radio itu hampir-hampir bisa disamai dengan sukses Tutur Tinular karya Gentabuana yang tayang di Indosiar akhir tahun 90-an.
Tapi sayang sungguh sayang..
Tutur Tinular versi 2011 yang ditayangkan Indosiar yang diharapkan dapat melanjutkan sukses Tutur Tinular sebelumnya justru berbanding terbalik dan sungguh mengecewakan! Latar certia 'seagung' Majapahit 'dilenyapkan' begitu saja, hampir tidak tersisa. Sentuhan kesederhanaan Arya Kamandanu sebagai anak "desa" Kurawan lenyap juga ketika berubah menjadi pemuda terkemuka di sebuah "Kadipaten" Kurawan. Apalagi detail cerita dari sejarah yang lebih luas.. tentu sudah tidak bisa diharapkan lagi. Kekecawaan ini semakin menjadi, ketika tiba-tiba ilustrusi musik modern yang sama sekali tidak berbau Jawa/Jawa Kuno tiba-tiba muncul mengiringi kisah cinta sedih Arya Kamandanu. Tutur Tinular versi 2011 tidak lebih dari sebuah sinetron keluarga modern yang memakai baju jaman kerajaan yang dibumbui beberapa adegan laga. Tidak lebih!!
Indosiar!!
Silakan saja melanjutkan tayangan Anda yang konon menelan biaya 18 milyar ini. Semoga rating yang Anda harapkan dapat terkejar... tapi sungguh dan jujur saya sebagai penggemar Arya Kamandanu dan Tutur Tinular versi aslinya... sangat kecewa.
Ini image Tutur Tinular 2011.
Untuk mendownlod Intro sandiwara radio Tutur Tinular klik link berikut
Download Intro Tutur Tinular.Mp3
salut dg kekecewaan anda,
BalasHapusmmg demikian adany. saya jg ndak paham dgn dunia hiburan skrg.terkesan semuany spekulasi,jika sampai target tayang melebihi atau sampai kejar tayang ya berarti bisa meraup untung sebanyak2ny, jika hanya beberapa yah "nasib" setidaknya tidak rugi.menurut pengamatan saya sebuah produksi sekarang asal-asaln dari berbgai segi, pemeranny, actingny, backgroundny, ceritany sangat tidak masuk akal. Ironisnya lagi sampai mengubah sebuah sejarah atau legenda yang mungkin sudah tercipta bertahun2.
"sinetron" menjamur bagai virus yg tak terlihat. sangat menakutkan bagi anak2 kita jika ikut menontonny, apalagi ikut2 gaya bicara atau tingkah yg tdk sesuai.
duh....kok malah melantur. yang jelas saya sepakat jika TUTUR TINULAR VERSI 2011 ini MENGECEWAKAN
(
setuja.. Mengecewakan..
BalasHapusEmpu tong bajilnya jg jd bencong..
ha ha ha ternyata semua kecewa.
BalasHapusceritanya amburadul mas. kok ada pendekar bentar. lha bentar kan temannya brama kumbara. terus ada krisna memang ini cerita india. Kacau.
terus memang kamandanu punya panggilan bandawa. pusiiiiiiiing mas sama cerita dangdutnya.
sbg acuan aja c
BalasHapusya jangan sampe deh nie film di stop yak angling darma karna dah beda dari aslinya..
kecewa,,, pst krn terkesan mempermainkan sejarah yg ada dan membodohi masyarakat Indonesia,,,,
BalasHapusPostingan hampir sama : http://extramadura.blogspot.com/2011/11/tutut-tinular-versi-2011-kurang-greget.html
BalasHapuscerita kacangan, ngak bermutu, kalau saya sebagai s.tijab, saya tuntut genta buana. karna sudah membikin cerita yg di luar jalur,
BalasHapusTapi mungkin sudah ada izin dari Pak S.Tijab, dan tentunya udah ada itung-itungannya. Bisa dikroscek ke beliau, ada websitenya.
BalasHapusSungguh aneh TT versi 2011 ini, aspek sejarah Kerajaan Singhasari dan Majapahit tidak muncul sama sekali, padahal latar sejarah tersebut adalah poin penting dari keseluruhan kisah Tutur Tinular yang asli. Justru TT versi 2011 mengaburkan sejarah dengan mengangkat nama Desa Manguntur dan Kurawan menjadi setingkat Kadipaten dan bahkan terkesan seperti Kerajaan. Apakah ini sebuah dampak ketidaktahuan sejarah ataukah memang benar-benar kesengajaan untuk mengaburkan sejarah Singhasari dan Majapahit??
BalasHapustrima kasih kang..ungkapan anda telah mewakili kekecewaanku selama ini sebagai penggemar tututr tinular yang asli.....kalu bisa kirim kekecewaan anda ini kang langsung ke indosiar ....supaya ada perbaikan dimas mendatangg
BalasHapusbenar sekali,,saya jauh lebih suka versi aslinya.Yang mengusung cerita kerjaan jaman dulu,yang disisipi kisah fiktif tapi menarik dan nyambung tentunya.Nuansa latar setting musiknya juga jauh lebih bagus....
BalasHapusjadi kangen filmnya...
SEEETUUUJJUUU....TT versi 2011 ngaco mana ada tokoh mak lampir, pendekar bertopeng kayak batman n wajah arya dwipangga dirias kayak joker
BalasHapusaduh...melenceng abis dari yg aslinya, mending nonton yg aslinya
makasih banyak atas semua info nya ,,,,,,
BalasHapuskemana Anto wijaya ?
BalasHapussetuju dgn postingan agan
BalasHapussemua sdh jauh melenceng dr harapanku jg sbg penggemar arya kamandanu
SEJUTA PERSEN SETUJU....
BalasHapussekarang yang muncul, BRAMA KUMBARA juga nggak kalah ngawur dan mengecewakannya...
terlalu masa kini...setting dan background nya..aransemen musiknya...kostumnya..tokoh dan karakternya....semua yang ada di dalamnya......KOSONG !!!
Nggak bisa sama sekali dibandingkan dengan versi yang lama...apalagi di sejajarkan...JAUH!!
turut berduka untuk kematian kualitas Genta Buana.....
saya juga kecewa,saking kecewanya saya tidak nonton...,tapi anak saya yg tidak tau sejarahnya malah nonton...sungguh kecewa!!!
BalasHapussaya juga kecewa,saking kecewanya saya tidak nonton...,tapi anak saya yg tidak tau sejarahnya malah nonton...sungguh kecewa!!!
BalasHapusKecewa puooool..tutur tinular kok ada gerandong murid mak lampir, jamannya sdh beda..tutur tinular jmn singosari diteruskn majapahit, sedang gerandong di jaman mataram islam..!! Padahl setelah majapahit runtuh masih ada demak dan pajang. Tiba2 gerandong muncul pake masin waktu
BalasHapus